Beredarnya video bikinan tim “da’wah” Ustadz Khalid Basalamah
benar-benar sangat berhasil membuat saya -wong ndeso ini- merangkai
tulisan-tulisan yang saya dedikasikan buat tim beliau agar dibaca.
Bukan karena saya lebih bisa, karena ternyata Ustadz Khalid lebih terkenal daripada saya.
Bukan karena saya banyak tahu, tapi karena saya ingin meluruskan orang-orang yang sok tahu.
Terlebih
dalam video itu ada sosok Kiai yang kami -para santri- sangat kagumi
dan sangat hormati. KH. Maimun Zubair. Juga sosok santri dan situasi
pesantren.
Baik Tim Ustadz Khalid,
Ketika santri berebut mencium tangan Kiai, mereka berharap berkah dari beliau. Apakah itu salah?
Sama
sekali tidak. At-Tabarruk atau berharap berkah artinya : berharap
tambah dan berlipatnya nilai ibadah. Bertabarruk bukan menyembah. Pahami
itu.
Dalam Al Qur’an, konsep tabarruk telah ada, seperti tertuang dalam :
Surat Al Baqoroh ayat 125 :
وَاتَّخِذُواْ مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
“Kenapa sholat di Maqam Ibrahim?” Ini ada unsur tabarruk.
dan Surat Yusuf ayat 93 dan 96
اذْهَبُواْ بِقَمِيصِي هَذَا فَأَلْقُوهُ عَلَى وَجْهِ أَبِي يَأْتِ بَصِيرًا
فَلَمَّا أَن جَاء الْبَشِيرُ أَلْقَاهُ عَلَى وَجْهِهِ فَارْتَدَّ بَصِيرًا
“Kenapa baju Nabi Yusuf yang dijadikan sebagai pelantara kesembuhan Mata Nabi Ya’qub?” Ini juga Tabarruk.
Dalam
Hadits Rasulullah Riwayat Muslim (1305) konsep tabarruk tertuang ketika
Rasulullah membiarkan rambut mulianya dimiliki oleh para sahabat.
عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَتَى
مِنًى فَأَتَى الْجَمْرَةَ فَرَمَاهَا ثُمَّ أَتَى مَنْزِلَهُ بِمِنًى
وَنَحَرَ ثُمَّ قَالَ لِلْحَلاَّقِ « خُذْ ». وَأَشَارَ إِلَى جَانِبِهِ
الأَيْمَنِ ثُمَّ الأَيْسَرِ ثُمَّ جَعَلَ يُعْطِيهِ النَّاسَ.
“Kenapa Rasulullah membiarkan rambut beliau dibagi-bagikan kepada para sahabat?” Karena Beliau meridloi tabarruk.
Kenapa
ketika perang Yarmuk, Kholid bingung mencari pecinya padahal bisa saja
ia memakai peci yang lain atau peci apa saja? Karena dalam pecinya ada
rambut Rasulullah yang beliau cukur saat berumroh, dan tidak ada satupun
peperangan yang ia hadiri dengan memakai peci itu kecuali Allah
memberikan kemenangan kepada umat islam. Inilah tabarruk...
Ada
sebuah sumur di Madinah yang bernama sumur Bidla’ah. Nabi pernah
meludahi air dalam sumur ini, sehingga setiap melewati sumur ini,
Muslimin hampir pasti tidak akan menyia-nyiakan kesempatan meminum
airnya. Tabarruk juga ini namanya.
(Majma’ Az Zawa’id Wa Manba’ Al Fawa’id, Nuruddin Ali bin Abi Bakar Al Haitsamy)
Belum
lagi riwayat Imam Bukhari tentang bagaimana para sahabat ketika
tangannya berhasil menangkap dahak Rasulullah, ia mengusapkan keseluruh
tubuhnya. Ketika Rasulullah berwudlu, para sahabat hampir seperti akan
berperang hanya karena berebut sisa air wudlu Beliau. Semua itu dalam
konsep Tabarruk bukan?
Mungkin kalian akan berkata : “Ah,,,, itukan kepada Rasulullah. Kalau selain Rasulullah beda dong...? gak boleh dong...?
Oke, coba perhatikan yang berikut :
Seorang
Abdurrahman bin Razin (Tabi’in) bergegas mencium tangan Sahabat Salamah
bin Akwa’ berharap keberkahan dari tangan yang pernah bersentuhan
dengan Rasulullah.
Begitu pula alasan Tsabit Al-Bunani (Tabi’in),
ketika ia mencium tangan Sahabat Anas bin Malik setelah bertanya :
“Apakah engkau menyentuh Rasulullah dengan tangan ini?” dan Sahabat Anas
menjawab : “Ya”.
Abu Aliyah, seorang ulama Salaf, mencium dan
mengusap-usapkan apel pemberian sahabat Anas karena menganggap apel itu
telah dipegang oleh tangan yang pernah menyentuh Rasulullah.
Semua dengan alasan tabarruk lo...
Kalian
akan membantah lagi : “Loh,,, itu kan masih ada hubungannya dengan
Rasulullah. Pasti beda dong kalau tanpa ada hubungannya dengan beliau”
Eits... jangan ambil kesimpulan terbu-buru dong, emang terbiasa begitu kalian ya.... Perhatikan yang berikut ini dulu :
Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah pernah mencium tangan dan kedua kaki pamannya Sahabat Abbas.
Ketika
bertemu, Imam Muslim mencium wajah gurunya -Imam Bukhari- diantara
kedua mata beliau, lalu meminta restu agar beliau dapat mencium kedua
kaki gurunya itu.
Apa alasannya, tabarruk...
Bahkan, Rasulullah pernah bertabarruk kepada kaum muslimin.
Dalam
sebuah kitab yang bernama Al Jami’ As Shoghir Wa Ziyadatih (Al Fath Al
Kabir) yang ditulis oleh Muhammad Nashiruddin Al Albani (pasti kalian
kenal dong beliau itu siapa) tertulis sebagai berikut :
"كان يبعث إلى المطاهر فيؤتى بالماء فيشربه , يرجو بركة أيدي المسلمين"
Bahwa Rasulullah meminum air dari tempat bersucinya para muslimin seraya berharap keberkahan mereka.
Disebuah
kesempatan Rasulullah jelas tidak suka para sahabat mengambil air dari
sumur Kaum Tsamud lalu memerintahkan mereka mengambil air dari sumur
yang pernah diminum airnya oleh unta Nabi Sholeh. Hal ini tertuang dalam
Hadits berikut :
عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ
أَخْبَرَهُ أَنَّ النَّاسَ نَزَلُوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- عَلَى الْحِجْرِ أَرْضِ ثَمُودَ فَاسْتَقَوْا مِنْ آبَارِهَا
وَعَجَنُوا بِهِ الْعَجِينَ فَأَمَرَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- أَنْ يُهَرِيقُوا مَا اسْتَقَوْا وَيَعْلِفُوا الإِبِلَ الْعَجِينَ
وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَسْتَقُوا مِنَ الْبِئْرِ الَّتِى كَانَتْ تَرِدُهَا
النَّاقَةُ.
Jadi, saudaraku sesama muslim, tim da’wah Ustadz Khalid yang terhormat,
Bertabarruk
itu boleh kok, bertabarruk itu dianjurkan kok. Jadi kalau kalian tidak
menemukan referensi tentang itu, please deh, jangan terus kalian anggap
amaliah kami salah, syirik dan lain sebagainya. Kami lo memaklumi kalau
kalian begitu dibatasi dengan literasi dan pemahaman yang mudah dan
instan tanpa penggalian lebih dalam ala santri, karena kalian tidak akan
mampu seperti santri yang mau mengenyam pendidikan lebih lama guna
bertafaqquh fid diin.
Oh iya, ada ya kopi sampai bernilai jual tinggi karena ada unsur tabarruk?
Kalau ada, emang kalian gak setuju ya?
Lalu....
Kenapa
ya, di Negeri Wahabi ada sebuah gedung mewah dan megah yang
didedikasikan untuk Syekh Utsaimin dan bahkan menganggap “keramat” pena
yang terakhir beliau pakai sebelum beliau meninggal lalu menyimpannya
dengan sistem keamanan tinggi bak menyimpan berlian bernilai triliunan
rupiah?
Hmmmm... sudahlah, emang kalian begitu sih.
Ada satu
lagi, pesan Ustadz Khalid Basalamah agar tidak meminum air sisa
minumannya dan tidak mencium tangannya ketika bertemu, dengan senang
hati akan kami jalankan. Karena, kriteria orang-orang yang pantas dicium
tangannya dan diminum air sisa minumannya -sangat kebetulan- tidak
terdapat pada diri beliau. Jadi jangan khawatir, tanpa dimintapun, kami
tak akan melakukannya.
Wallahu A'lamu Bis Showab.
H. Abdul Aziz. AR
Alumni PP. Al Islah (Daerah Y) Sidogiri Pasuruan.
Alumni PP. AL Falah Ploso Mojo Kediri.
Anggota Team Kiswah Aswaja NU Center PCNU Bangil.
0 Komentar